Bila kita mendengar
kata Wali Songo mungkin sebagian orang terutama yang berada di luar Jawa
Tengah akan sulit untuk mengartikan apa
itu Wali Songo,Wali Songo berasal dari 2 kata yaitu WALI dan SONGO dimana Wali
dalam Bahasa Jawa artinya perwakilan dan Songo artinya Sembilan,artinya
Sembilan orang yang menjadi perwakilan
untuk menyebarkan syariat islam,adapun ke Sembilan wali tersebut adalah :
1. Sunan
Gresik
2. Sunan
Ampel
3. Sunan
Drajat
4. Sunan
Bonang
5. Sunan
Kalijaga
6. Sunan
Giri
7. Sunan
Kudus
8. Sunan
Muria
9. Sunan
Gunung Jati
Kesembilan wali
tersebut mempunyai cara dan daerah yang berbeda – beda dalam menyebarkan agama
islam,ada yang menyebarkan dengan cermah – ceramah,ada pula yang menyebarkanya
dengan cara berkomunikasi dengan masyarakat sekitar,ada pula yang menciptakan
permainan unik sehingga masyarakat merasa tertarik dan mulai berminat mengikuti
ajaran islam.
Berikut adalah cara
penyebaran syariat islam yang dilakukan Wali Songo :
a) Cara
Berdagang
Ada beberapa sunan yang menggunakan cara
ini dalam penyebaran agama,cara ini dianggap paling efektif,karena dengan
begini wali dapat berkomunikasi dengan masyarakat dengan mudah,karena di pasar
terjadi interaksi jual beli,bukan hanya rakyat
namun juga raja ,para pemilik kapal,serta para pegawai kerajaan yang
tidak pandang ras.hal ini lah yang dilakukan sunan gresik dalam penyebaran
agama islam. Bukan hanya itu sunan gresik juga melakukan kunjungan ke kerajaan
Majapahit di daerah Troulan agar sang raja memeluk agama islam,meskipun
usahanya gagal namun sunan gresik mendapat sebidang tanah di pinggiran kota
Gresik yang sekarang dikenal kota Gapura.
b) Berbaur
dengan Masyarakat
Dengan
cara ini para sunan dapat berkomunikasi secara langsung dengan para
masyarakat,mengetahui kebiasaan mereka,apa yang mereka sukai dan apa yang
mereka tidak sukai,selain itu dengan berbaur dengan masyarakat maka para wali
dapat dengan mudah menyampaikan agama islam,cara ini dianggap paling ampuh
dalam menyebarkan syariat islam seperti sunan ampel yang menggunakan metode
ini,beliau menggunakan metode pendekatan dan pemahaman yang logis,hal ini
terbukti ketika seorang biksu yang bertanya kepada sunan ampel “setiap hari
tuan sembahyang ke arah kiblat apakah tuhan tuan ada disana?” kemuadian sunana
ampel menjawab “ setiap hari anda memasukkan makanan ke perut anda untuk
mempertahankan kelangsungan hidup anda,apa hidup anda ada di perut?” kemudian biksu itu bertanya ”apa maksud tuan
bertanya balik seperti itu?” sunan ampel pun menjelaskan” saya sembahyang
menghadap kiblat,tidak berarti tuhan berada di sana,saya pun tidak tahu tuhan
ada dimana,jika saya mengetahuainya lalau apa bedanya saya dengan tuhan?lalu
utuk apa saya sembahyang?” mendengar hal itu si biksu tersebut pun akhirnya
memeluk islam.SUBHANALLAH
c) Cara
Pendidikan
Ada beberapa Wali yang mendirikan sebuah
padepokan dan mendirikan sebuah pondok pesantren,dari pondok pesantren tersebut
murid – murid yang belajar disana di ajarkan berbagai ilmu keagamaan
islam,mereka dituntut untuk andal dalam menyebarkan agama,mereka disueruh
mengabdi pada pondok pesantren sehingga secara tidak langsung penerus wali
songo terus ada meskipun wai songo telah meninggal namun berkat adanya pondok pesantren generasi – generasi penerus
wali songo tetap bermunculan sampai sekarang.
d) Membuat
kesenian
Sebagian besar Wali songo menggunakan
metode ini,selain metode ini unik di mata masyarakat namun juga berpeluang
besar dalam penyebaran syariat islam,sebab kesenian yang diciptakan asing bagi
masyarakat sehingga mereka mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar,adapun
wali yang berhasil menciptakan kesenian adalah sunan bonang beliau telah
menciptakan sebuah karya satra yang disebut sulsuk yang dianggap sebagai karya
sastra yang hebat dan sampai sekarang ,karya satra ini disimpan di Universitas
Leiden,Belanda. Selain itu musik juga merupakan media yang dilakukan sunan
bonang untuk menyampaikan ajaranya,bahkan alat musik yang beliau gunakan
sekarang disebut alat musik bonang selain sunan bonang Dalam menyebarkan ajaranya sunan kalijaga juga menggunakan metode guru sekaligus temanya
yaitu sunan bonang,ia memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sasaran untuk
berdakwah,ia sangat yakin jika masyarakat akan menjauh jika menggunakan paksaan
ia juga meyakini jika dengan cara bertahap maka islam dengan sendirinya akan
dikenal masyarakat,seni yang ia gunakan adalah seni ukir,wayang,gamelan,serta
seni suara suluk,sunan kalijaga pulalah yang menciptakan baju takwa,perayaan
suketan,grebeg maulud,layang kalimasada,lakon wayang petruk jadi raja dan masih
banyak lagi.
e) Berceramah
Ini yang sering kita temui sekarang
ini,banyak sekali kajian – kajian islam yang kita temui baik itu dalam acara
televise maupun pengajian – pengajian akbar,dan untuk menarik banyak jamaah
biasanya penceramaah adalah seseorang yang sudah sangat familiar di mata
mayarakat,sehingga masyarakat akan berbondong – bondong untuk mendatangin acara
akbar tersebut,metode ini adalah metode yang digunakan oleh sunan Giri, beliau
berceramah di pesantren dan pada masyarakat sekitar,selain ceramah beliau
menyebarkanya melalaui permainan anak – anak seperti jelungan dan cublak –
cublak suweng.Selain pesantren sunan giri juga membuat kerajaan yang diberi
nama giri kedaton,kerajaan ini berkembang pesat dan setelah kematian beliau keturunanya
lah yang meneruskan pemerintahan di kerajaan tersebut dan mencapai masa
kejayaan pada saat dipimpin oleh pengeran singosari,ia yang mempertahankan
kerajaan dari amukan amurat ii dengan bantuan VOC dan kapten jonker,namun
setelah pangerah singosari wafat pada ahun 1679 M kemerosotan terjadi pada
kerajaan Giri Kedaton,meskipun begitu sunan giri tetap dikenang sebagai ulama
besar.
f) Mendekati
Masyarakat Hindu-Budha
Untuk mendapat
perhatian masyarakat terutama yang sudah
memiliki kepercayaan sangatlah sulit,kepercayaan yang dulu dianut masyarakat
adalah animisme dinamisme kepercayaan ini dianut sebelum hindhu budha masuk ke
nusantara,dimana animism artinya percaya pada roh – roh nenek moyang sedangkan
dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda – benda mati yang dianggap
magis,seperti percaya kepada pohon beringin yang dianggap tempat berkumpulnya
roh orang – orang yang sudah meninggal.kemudian masukklah hindhu budha ke
Indonesia melalui para pegadang dari Persia,Gujarat,dan arab.maka dari
itu,untuk mengubah kepercayaan mereka sangatlah susah karena masyarakat sudah
terlebih dahulu mengenal agama hindhu budha,namun hal itu tidak menyurutkan
semangat para wali songo untuk menyebarkan agama islam,mereka menyebarkan dengan
pendekatan kepada para masyarakat yang beragam hindhu budha,tanpa ada paksaa
dan mengajarkan adanya toleransi seperti yang dilakukan sunan kudus.
g) Menyebarkan
Ke daerah Terpencil
Cara
ini dilakukan oleh sunan Muria, dalam menyebarkan agama sunan muria sangat
berbeda dengan sunan kalijaga,beliau lebih memilih untuk menyebarkan di daerah
terpencil dan jauh dari pusat kota,maka dari itu nama muria adalah nama sebuah
gunung tempat beliau menyebarkan ajaran agama,sunan muria memiliki ilmu sakti
selain itu ia memiliki fisik yang kuat karena sering naik turun gunung yang
tingginya 750 meter.karena beliau merasa masyarakat pedalaman juga butuh
sosialisasi sehingga penyebaran agama islam bisa merata.
Dari sini dapat kita
simpulkan bahwa wali songo memiliki dampak yang besar bagi kebudayaan di Indonesia,seperti
yang kita ketahui banyak kebiasaan dan kebudayaan yang sampai saat ini sering
kita temui dan masih dijalankan oleh masyarakt,pertunjukkan wayang yang masih
kita temui da daerah Jawa,nyanyian Cublak – Cublak suweng yang masing sering
dinyanyikan anak – anak,alat music tradisional boning sebagai pengiring
gamelan,lalu munculnya sekolah – sekolah yang berlandaskan ajaran islam serta
banyaknya pondok pesantren yang berdiri,tentu bukan dari segi kebudayaannya
saja yang masih kita rasakan,namun tanpa kita sadari semua ajaran yang di
sebarkan wali songo telah mendarah daging seperti saat ini saat menjelang
ramadhan sebagian masyarakat jawa masih mengadakan ruwahan(pembuatan nasi
tumbeng),saling tolong menolong,bersikap ramah pada orang lain dan masih banyak
lagi,selain itu dampak besar yang telah wali songo ajarkan adalah masyarakat
Indonesia mayoritas beragama islam,walaupun hindu budha telah mendominasi lebih
dulu namun berkat perjuangan wali songo pula mayoritas masyarakat kita beragama
islam